Minggu, 07 Februari 2016

Siapa yang salah?

Mungkin percuma saja kau meyakinkanku. Sepanjang ini seperti berada di tengah perjalanan menuju puncak gunung sana dari asal dasar samudra. Aku ta bisa menuju puncak tertinggi, juga ta bisa untuk kembali menyelam ke dasar samudra sanaaa. Kontaminasi silang, yaa mungkin. Lantas aku harus bagaimanaa,Sebenarnya mana jalan yang benar menuju puncak sanaa. Toh sudah ada peta , sudah ada penunjuk jalan, Tapi aku masih saja ta bisa paham yang mana jalan benar ituu. Kadang aku tau iyu jalan sudah pasti salah toh tetap saja aku lalui lalu ber belok lagi ,putar lagi haluan. Kau lihat kan betapa tak dewasanya aku. Pelajaran Membedakan saja kesulitan, apalagi belajar persamaan, akar pangkat , kuarat, kuadran, kualitatif,  kuantitafif atau apalah itu. Arghhh ,lantas siapa lah yang salah?.  Kalau kau bisa jawab pertanyaan itu. Baiklah aku turuti maumu.
Tunggu , aku bermonolog dahulu, .kau tau kan ini adalah kisah kronis. Perlulah aku berdiskusi  , sejauh mana itu sudah menggerogoti.

Hey somboong , cintamu, yang dalam diamu itu ta akan pernah memberi ketegasan padamu . Atau mungkin memang tak akan pernah .Iya karena kau sendiri juga masih belum bisa bertindak tegas denganmu kaan,. Kasihan saja jika Tuhan memberi keyakinan padanya kan. Kau saja ta mampu memberi kejelasan,.  Sekarang berkaca sana, Jelaskan !!   Bersiaplah untuk tersayat, kau percaya kan karma itu ada?. Kau selalu meyalah-nyalahkan karma, mengumpat di baliknya, kau pikir kau bisa sembunyi.  Sekarang kau sendiri jadi biangnya.